Jangan Heran Rokok ada Manffaatnya
10 Manfaat Rokok Bagi Kesehatan Manusia
Artikel ini tentu tidak bermaksud mengajak anda untuk mulai merokok atau meneruskan kebiasaan anda mengisap asap tembakau.
Tetapi
adalah hak anda untuk percaya atau tidak bahwa nikotin dan zat-zat lain
yang juga berasal dari alam dan berada di dalam rokok juga mempunyai
kegunaan.
Pada
artikel ini dilampirkan pula berita, info atau hasil riset secara
saintifik dan ilmu pengetahuan. Namun nyaris semua di taken down /
banned / dihapus yang di duga oleh pihal farmasi.
Perlu diketahui bahwa pihak perusahan farmasi dunia yang memperoduksi obat kimia dan perusahaan herbal dunia yang memproduksi obat alami, sedang “perang” untuk saling mengklaim mana yang lebih baik dan lebih
Rokok (Cigarette) dan Kretek
(Clove Cigar) adalah beda. Maksud dari rokok disini sejatinya adalah
Kretek. Namun karena kretek kurang dikenal dunia secara global, maka di
Indonesia kretek juga diartikan rokok. Padahal keduanya beda.
Rokok hanya dari tembakau (bahkan
kertas rendaman tembakau) sedangkan kretek adalah resep leluhur dari
racikan jamu yang dibakar untuk kemudian dihisap. Itu sebabnya, para
leluhur zaman dulu jika batuk menghisap rokok yang berfungsi untuk
meredakan batuk mirip in-healer pada masa kini.
Lagi pula dari jutaan perokok dan
perokok pasif, kenapa yang terkena efeknya hanya kurang dari 2% saja?
Itupun kebanyakan akibat dari rokok, dan bukan dari kretek. Banyak
ilmuwan menyimpulkan bahwa penyakit termasuk kanker yang tadinya
disimpulkan akibat efek perokok pasif, sebenarnya adalah akibat polusi
udara secara global dan juga lemahnya kekebalan pada individu korban. Anda pasti terkaget-kaget ketika membaca judul artikel ini. Sama seperti
terkejutnya saya ketika pertama kali membaca dari sumbernya, Forces The Evidence Therapeutic Effects Of Smoking
Kita sadar informasi negatif tentang
rokok dan kebiasaan merokok dijejalkan kepada kita sudah sejak lama.
Sebagian besar menghubung-hubungkan dampak buruk asap rokok dan zat-zat
yang terkandung di dalamnya terhadap kesehatan tubuh manusia.
Informasi tersebut diterima oleh
masyarakat luas yang awam mengenai riset dan penelitian sebagai
kebenaran mutlak yang tidak perlu diperdebatkan.
Sama persis pada masa lalu. Dulu, racun
bisa ular sangat mematikan, tapi kini dapat digunakan untuk serum bahkan
penyembuhan. Dulu, racun lebah sangat menyakitkan dan juga mematikan,
tapi kini dapat sebagai penyembuh penyakit. Dulu cannabis (ganja) sangat
dilarang, tapi kini dapat menjadi obat kanker.
Yang banyak dilupa oleh orang awam ialah,
pertama, semua itu adalah ALAMI alias alam yang membuatnya ada, bukan
kimia. Tapi apa yang terjadi? Masyarakat awam lebih mempercayai hasil
kimiawi dibandingkan dengan yang alami.
Kedua, adanya racun yang masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan
Hal sederhana itu juga terjadi pada
lingkungan kita, misalkan ada anak yang sangat sering dan suka bermain
hujan-hujanan, ternyata anak itu jauh lebih kebal atau imune terhadap
penyakit flu dan tak mudah sakit, dibanding dengan anak yang dimanja dan
tak pernah bermain hujan-hujanan selama hidupnya. Tapi, memang itulah
kenyataannya.
Hal sederhana itu juga terjadi pada
lingkungan kita, misalkan ada anak yang sangat sering dan suka bermain
hujan-hujanan, ternyata anak itu jauh lebih kebal atau imune terhadap
penyakit flu dan tak mudah sakit, dibanding dengan anak yang dimanja dan
tak pernah bermain hujan-hujanan selama hidupnya. Tapi, memang itulah
kenyataannya.
1. Merokok Mengurangi Resiko Parkinson
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa merokok melawan penyakit Parkinson.
Sebuah penelitian terbaru menambah kuat bukti sebelumnya yang
melaporkan bahwa merokok dapat melindungi manusia dari penyakit
Parkinson
.
Secara khusus, penelitian baru tersebut
menunjukkan hubungan temporal antara kebiasaan merokok dan berkurangnya
risiko penyakit Parkinson. Artinya, efek perlindungan terhadap Parkinson
berkurang setelah perokok menghentikan kebiasaan merokoknya.
2. Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari Serangan Jantung dan Stroke
Penelitian besar menunjukkan manfaat lain
merokok, yakni manfaat terhadap restenosis atau penyempitan pembuluh
darah yang menyebabkan aliran darah menjadi terbatas, seperti pembuluh
darah ke jantung (cardiovaskular disease) atau ke otak (stroke). Perokok memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan penyembuhan yang lebih cepat.
(sumber: Impact of Smoking on Clinical and Angiographic Restenosis After Percutaneous Coronary Intervention http://www.data-yard.net/34/circulation_2001_104_773.htm (back-up link lain) (back-up link PDF)).
Penelitian lain menyebutkan karbon monoksida dapat mengurangi Serangan Jantung (Myocardial infarction) dan Stroke.
Karbon monoksida merupakan produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah
laporan menunjukkan tingkat sangat rendah dari karbon monoksida dapat
membantu para korban serangan jantung dan stroke.
Karbon monoksida menghambat pembekuan
darah, sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri. Para
peneliti memfokuskan pada kemiripan yang dekat antara karbon monoksida
dengan oksida nitrat yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan
mencegah penumpukan sel darah putih.
Baru-baru ini oksida nitrat telah
ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung
fisiologis terpenting kedua secara internal. Oleh karena itu tidak akan
mengherankan kalau karbon monoksida secara paradoks dapat menyelamatkan
paru-paru dari cedera akibat penyumbatan pembuluh darah ke jantung (cardiovascular blockage).
(sumber: The Carbon Monoxide Paradox http://www.data-yard.net/10b/cm.htm (back-up link lain) (back-up link PDF)).
3. Merokok mengurangi resiko penyakit “Susut Gusi” (Gingival recession) yang parah
Dulu disebutkan bahwa tembakau adalah
akar semua permasalahan penyakit gigi dan mulut. Padahal sebuah studi
telah menunjukkan bahwa sebenarnya perokok berisiko lebih rendah
terhadap penyakit gusi seperti susut gusi atau Gingival recession.
(sumber: Smoking Does Not Increase Risk Of Receding Gums http://www.data-yard.net/10o/gums.htm (back-up link lain) (back-up link PDF)).
4. Merokok mencegah Asma dan penyakit karena Alergi lainnya
Sebuah studi dari dua generasi penduduk
Swedia menunjukkan dalam analisis multi variasi, beberapa anak dari para
ibu yang merokok sedikitnya 15 batang sehari, cenderung memiliki
peluang yang lebih rendah untuk menderita alergi rhino-conjunctivitis, allergic conjunctivitis
(alergi pada membran mata), alergi asma, eksim atopik dan alergi
makanan, dibandingkan dengan anak-anak dari para ibu yang tidak pernah
merokok.
Penelitian sebelumnya telah memberikan
hasil yang bertentangan mengenai dampak paparan asap tembakau pada
sensibilization atopik.
Sebuah studi cross-sectional dari
kebiasaan perokok dan mantan perokok dalam kaitannya dengan gangguan
atopik dari data pada 6909 orang dewasa muda dan setengah baya (16-49
tahun) dan 4472 anak-anak (3-15 tahun) dari Swedish Survey of Living Conditions tahun 1996-97.
Hasil: Prevalensi asma alergi dan alergi rhino-konjungtivitis menurun, secara dosis-respons / dose-response manner (masing-masing P=0,03 dan P=0,004), dengan peningkatan paparan asap tembakau dalam penelitian pada populasi dewasa.
Anak-anak dari ayah yang merokok sedikitnya 15 batang rokok sehari memiliki kecenderungan yang sama.
(sumber: Does tobacco smoke prevent atopic disorders? A study of two generations of Swedish residents http://www.data-yard.net/30/asthma.htm (back-up link lain) (back-up link PDF)).
EmoticonEmoticon